Lindungi Sawit, Indonesia Malaysia Lawan Imperialisme Uni Eropa

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 8 Desember 2023 10:18 WIB
Presiden Indonesia Joko Widodo bertemu PM Malaysia (Foto: Reuters)
Presiden Indonesia Joko Widodo bertemu PM Malaysia (Foto: Reuters)

Jakarta, MI - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga industri kelapa sawit Indonesia. Indonesia dan Malaysia bersatu untuk menentang undang-undang UE yang mengkritik imperialisme perkebunan.

Pemerintah terus mempercepat sawit untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjadi komoditas ekspor utama negara.

Menko Airlangga menuturkan setidaknya ada tiga hal mendasar yang menjadi tantangan ke depan yakni EUDR berpotensi mengeluarkan pekebun sawit dari rantai pasok global.

Kemudian General Data Protection Regulation yang mensyaratkan agar semua petani dengan produk-produk yang disasar EUDR menyerahkan data geolokasi kebun tanpa ada jaminan hukum bahwa data akan dilidungi, dan EUDR akan mengelompokkan negara dalam tiga kategori, yakni risiko rendah, risiko sedang, dan risiko tinggi.

“Tentu kita ingin Indonesia risiko rendah. Oleh karena itu isu-isu keterlanjuran jadi prioritas utama Pemerintah,” ujar dia saat memberikan sambutan mewakili Presiden Joko Widodo dalam Pertemuan Nasional Petani Kelapa Sawit dalam Rangka HUT ke-23 Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) di Jakarta, Kamis (7/12).

Kemudian Menko Airlangga juga menuturkan bahwa Pemerintah bersama dengan Malaysia telah melakukan joint mission pada bulan Mei 2023 untuk menyatakan keberatan terhadap EUDR.

Sebagai tindak lanjut, telah dibentuk Joint Task Force Indonesia-Malaysia dan EU yang bertujuan agar implementasi EUDR tidak merugikan negara-negara produsen.

“Pemerintah sudah buat joint mission. Saya berangkat dengan Deputi Perdana Menteri Malaysia untuk menggedor pintu Uni Eropa supaya mereka tidak membuat peraturan yang nafasnya imperialisme perkebunan. Jadi, kita ingin kemampuan nasional diutamakan,” tegas Menko Airlangga.

Indonesia mampu memproduksi minyak kelapa sawit sebesar 46,82 juta ton pada tahun 2022. Sementara itu, luas perkebunan sawit rakyat pada tahun 2022 mencapai 6,21 juta ha, atau 40,51% dari total luas perkebunan sawit Indonesia.(Ran)