Indef Menolak Keras Perubahan BUMN Menjadi Koperasi

Zefry Andalas
Zefry Andalas
Diperbarui 6 Februari 2024 12:22 WIB
Direktur Program Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Ester Sri Astuti. (Foto: Ist)
Direktur Program Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Ester Sri Astuti. (Foto: Ist)

Jakarta, MI – Wacana tentang ide mengganti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi Koperasi saat ini masih menuai polemik di berbagai pihak, baik di internal maupun eksternal BUMN. Direktur Program Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Ester Sri Astuti mengatakan dirinya menolak wacana tersebut.

“Saya menolak konsep BUMN menjadi Koperasi mas,” ucapnya saat dihubungi wartawan monitorindonesia.com, Jakarta, Selasa (6/2).

Lebih lanjut, Ester menjelaskan beberapa hal yang menjadi alasan khusus dari penolakan wacana tersebut. Menurutnya, BUMN saat ini telah menjalankan tiga fungsi yang baik.

“Karena BUMN menjalankan tiga fungsi yaitu, Pertama, penyedia public good. Kedua, agen pemerintah. Ketiga, profit oriented,” kata Ester.

Di sisi lain, Ketua Srikandi BUMN Tina Kemala Intan mengatakan, wacana tersebut menjadi hal yang sangat mengecewakan bagi banyak perempuan yang kini telah mendapatkan kepercayaan untuk mengemban sejumlah posisi strategis di BUMN.

"Tentu ide ini sangat menyakitkan bagi kami, para perempuan, yang telah berjuang untuk mendapatkan kesamaan hak dan kesempatan di BUMN," ungkap Tina di Jakarta, Selasa (6/2).

Tina mengingatkan, keberhasilan transformasi BUMN dalam beberapa tahun terakhir tak hanya berdampak signfikan pada aspek kinerja perusahaan, melainkan implementasi nilai-nilai sosial dan kesetaraan gender di lingkungan BUMN.

"Dalam empat tahun terakhir di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, BUMN telah melakukan banyak terobosan konkret dalam memberikan kesempatan kepada perempuan," ucap Tina.

Tina mengatakan, BUMN saat ini sangat berpihak pada keterwakilan perempuan dalam tubuh perusahaan. Hal ini terlihat dari jumlah direksi BUMN yang mana 21 persennya merupakan perempuan dan ditargetkan akan mencapai 25 persen dari total seluruh direksi BUMN.