Harga CPO Melemah di Awal Desember, Permintaan Lesu jadi Pemicu
Jakarta, MI - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali melemah di tengah ekspektasi penurunan permintaan global. Pada Senin (1/12/2025), kontrak CPO untuk pengiriman Februari 2026 di Bursa Malaysia Derivative Exchange ditutup di MYR 4.093/ton, turun 0,51% dibandingkan sehari sebelumnya.
Setelah mengalami reli tiga hari berturut-turut pada akhir November, kenaikan harga CPO kini terhenti. Sentimen negatif datang dari data ekspor terbaru. Intertek Testing Services melaporkan bahwa ekspor produk CPO Malaysia pada November turun drastis 19,7% dibandingkan bulan sebelumnya, memperkuat kekhawatiran akan lemahnya permintaan.
Musim dingin di belahan bumi utara turut menekan permintaan CPO, karena cuaca dingin membuat minyak sawit lebih cepat membeku. Akibatnya, CPO cenderung kurang diminati dibandingkan minyak nabati lainnya.
Dari sisi teknikal harian (daily time frame), harga CPO pada Selasa (2/12/2025) masih berada di zona bearish. Hal ini tercermin dari nilai Relative Strength Index (RSI) yang berada di angka 43, di bawah 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Sementara itu, indikator Stochastic RSI tercatat di 86, sudah melewati batas 80 yang menandakan kondisi jenuh beli (overbought).
Untuk perdagangan hari ini, harga CPO berpotensi menguat. Target resisten terdekat adalah MYR 4.114/ton yang merupakan Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MA-20 di MYR 4.147/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Target resisten paling tinggi diperkirakan berada di MYRV 4.201/ton.
Sebaliknya, jika harga CPO kembali melemah, risiko penurunan akan menguji support di MYR 4.065/ton sebagai pivot point. Dari level ini, harga bisa menembus support lanjutan di kisaran MYR 4.053-4.037/ton.
Level support terjauh atau skenario paling pesimistis diperkirakan ada di MYR 3.967/ton.
Topik:
minyak-sawit-mentah harga-cpo