Bursa AS Khawatir Teknologi AI Sebabkan Krisis Ekonomi

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 25 Oktober 2023 19:16 WIB
Ilustrasi AI (Foto : Reuters )
Ilustrasi AI (Foto : Reuters )

Jakarta, MI- Industri finansial melihat peningkatan penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI), tetapi regulator perdagangan saham dan bursa AS takut pasar akan runtuh jika pelaku pasar bergantung pada AI.

Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Gary Gensler, memperingatkan bahwa penggunaan AI dapat menyebabkan krisis keuangan berikutnya. Menurutnya, AI akan menyebabkan krisis ekonomi, jadi regulator pasar harus mengantisipasi risiko AI di sektor finansial, katanya kepada Financial Times.

Pengembangan AI menimbulkan bahaya bagi sistem keuangan. Otoritas finansial tidak mengawasi perusahaan teknologi yang mengembangkan teknologi AI untuk industri finansial. Jika perusahaan finansial menggunakan model AI yang dikembangkan tanpa pengawasan regulator, keputusan yang diambil saat tersudut tidak teruji. Pasar bias mengalami kerugian sebagai akibatnya.

"Saya pikir akan ada krisis finansial, dan baru setelahnya orang-orang akan mengatakan, oh iya! [Penyebabnya] adalah sebuah agregator data atau model, yang kita bergantung. Bisa terjadi di pasar perubahan. Atau salah satu sektor di pasar saham," kata Gensler.

Sebagian besar penggunaan AI adalah mencari laporan penelitian dan menyusun poin pembicaraan untuk persiapan pertemuan dengan klien. JPMorgan Chase bahkan mengembangkan sarana yang mirip dengan ChatGPT untuk membantu klien memilih investasi.

Pada bulan Juli, Securities and Exchange Commission mengusulkan peraturan baru yang mengharuskan penasihat dan broker untuk menunjukkan konflik kepentingan saat menggunakan "analisis data dan prediksi atau teknologi serupa."(Ran)

Topik:

ai bursa as