Eks Panglima TNI dapat Kursi Bekas Mahfud Md? Anak SBY Menteri ATR? Aminkan Sajalah

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 20 Februari 2024 20:59 WIB
Istana Negara (Foto: Istimewa)
Istana Negara (Foto: Istimewa)

KABAR rencana reshuffle Kabinet Indonesia Maju (KIM) di bawah pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru akan dipastikan Rabu (21/2) pukul 10:00 pagi besok. 

Namun desas-desus semakin kencang bahwa dua sosok yang bakal mengisi kursi baru menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi). Adalah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disebut bakal menggantikan posisi Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). 

Sementara Hadi Tjahjanto yang juga mantan Panglima TNI akan mendapatkan kursi yang ditinggalkan Mahfud Md. Yakni Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam). 

Mahfud Md diketahui mengundurkan diri kursinya itu pada 1 Februari 2024 untuk fokus berkampanye di Pilpres 2024. Saat ini, Presiden Jokowi menugaskan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian sebagai Plt Menko Polhukam hingga pengangkatan pejabat definitif. 

Kabar ini pun ditanggapi para elite politik. Dimulai dari Mahfud Md selaku cawapres nomor urut 03. Mantan Ketua MK ini rupanya menyambut positif.  

"Saya kenal baik Pak Hadi. Dia orang baik," kata Mahfud di Kantor MMD Initiative, Jakarta, Selasa (20/2).

Menurutnya, Hadi yang juga mantan Panglima TNI adalah figur yang layak untuk menempati posisi Menko Polhukam. Hadi adalah figur berpengalaman di bidang militer, khususnya Angkatan Udara (AU). Dia pernah menjabat Kepala Staf Angkatan Udara dan Sekretaris Militer. "Saya mengetahui rencana pengangkatan Pak Hadi melalui media. Saya pikir, boleh juga, ya boleh juga," ungkap Mahfud.

Bebeda dengan cawapres nomor urut 01 sekaligus Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Dia mengaku belum mendengarnya. "(AHY) ATR? belum dengar saya. (Hadi Menko Polhukam), oh di-switch, saya belum tahu," kata Cak Imin saat ditemui di Posko THN AMIN di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (20/2).

Bahkan, dia juga mengaku belum mendengar kabar bakal adanya reshuffle di Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf Amin. Wakil Ketua DPR RI ini mengaku belum mendapat undangan pelantikan menteri baru di kabinet Presiden Jokowi. "Belum tahu (ada pelantikan), belum bisa comment," kata Cak Imin singkat.

Kabar reshuffle itu pun sampai ke Senayan. “Jabatan (Hadi) yang lama ini diisi oleh AHY, kenapa AHY? Demokrat kan sekarang sudah bergabung dengan Pak Jokowi,” kata Anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus.

Menurut dia, pergantian itu merupakan sesuatu yang lumrah karena Demokrat sudah menjadi koalisi pemerintah semenjak bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming pada Pilpres 2024. 

“Jadi kronologi bergabungnya dengan Pak Prabowo dan dukung Gibran di mana tentu bagaimana pun itu kasatmata, semua orang tahu, kan enggak mungkin Presiden enggak mendukung anaknya,” katanya.

Wajar dan Aminkan Sajalah

Guspardi pun menilai wajar Jokowi menunjuk AHY yang sudah mendukung pemenangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. “Nah, karena ini adalah bagian dari totalitas orangnya Pak Jokowi, wajar saja Pak Jokowi mengajak, menunjuk Ketua Umum Demokrat untuk bergabung dan diberi amanah sebagai salah seorang menteri,” tutur politikus PAN ini.

Sementara itu, Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan tak menampik kabar bahwa AHY bakal dilantik besok menjadi Menteri ATR/BPN. 

“Amin, amin, amin. Kalau buat saya amin. Pokoknya amin, sesuatu yang baik itu di aminkan,” ungkapnya. 

Meski begitu, ia meminta publik menunggu sampai hari H pelantikannya. “Kita qobul saja, karena itu hak prerogatif Presiden. Kalau SK (surat keputusan) sudah keluar ya benar. Ya kita sih aminkan sajalah, yang namanya fix itu kalau sudah dilantik. Kalau belum, ya kita tergantung Presiden,” jelasnya.

Lihat Saja Besok

Saat ditanya apakah Hadi Tjahjanto yang menjadi Menko Polhukam pengganti Mahfud Md, Presiden Jokowi tak memberi jawaban pasti. Hal yang sama juga disampaikan saat awak media mengkonfirmasi apakah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dilantik menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR).

"Besok dilihat jam 10. Besok dilihat saja," ujar Jokowi.

Sementara itu, Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana membenarkan adanya pelantikan Menko Polhukam dan Menteri ATR di Istana Negara pada Rabu besok. Namun, Ari enggan membeberkan siapa menteri-menteri yang akan dilantik.

"Rabu besok, 21 Februari 2024, pukul 11.00 WIB, diagendakan pelantikan Menko Polhukam dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN oleh Presiden di Istana Negara. Mengenai siapa yang akan diangkat dan dilantik oleh Bapak Presiden untuk mengisi dua posisi itu, kita tunggu besok ya," kata jelas Ari.

Profil AHY

Melansir dari dataIndonesia.id, AHY merupakan Ketua Umum Partai Demokrat 2020-2025. Pria kelahiran Bandung, 10 Agustus 1978 merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono). AHY berasal dari salah satu keluarga terpandang di Indonesia. 

Ayahnya merupakan Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009 dan periode 2009-2014. 

Sebelumnya, SBY seorang purnawirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berpangkat Letnan Jenderal, Menteri Koordinator Pertambangan Energi (2000-2001), Menteri Koordinator Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan (2001-2004). 

Sementara, ibunya adalah anak dari Sarwo Edhie Wibowo, pemimpin penumpasan G30S dengan jabatan Panglima Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau kini bernama Kopassus dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat. 

AHY menghabiskan masa kecil dan bersekolah dengan berpindah-pindah kota karena mengikuti daerah yang menjadi tempat tugas ayahnya. Dia menghabiskan masa kecilnya di Bandung, Timor Timur, Jakarta sampai dengan Amerika Serikat.

AHY sempat mengenyam pendidikan sekolah dasar (SD) di Timor Timur berpindah ke SD Kuntum Wijaya Kusuma, di Jakarta Timur pada 1984 hingga 1988. 

Kemudian, dia kembali pindah bersekolah ke David J. Brewer School, Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat hingga 1991. Usai lulus sekolah dasar, AHY menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 Bandung. 

Selanjutnya, dia kembali pindah bersekolah ke Jakarta dan menyelesaikannya di SMPN 20 Jakarta Timur. Pada 1994, AHY menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Taruna Nusantara di Magelang, Jawa Tengah. 

Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah dengan landasan militer. Terinspirasi dari ayahnya, AHY memutuskan menjadi seorang tentara. Dia menempuh pendidikan militernya di Akademi Militer (Akmil) Indonesia pada 1997.  

Pada 2000, AHY lulus sekolah militer dengan dua penghargaan, yaitu Adhi Makayasa (murid lulusan terbaik) dan Tri Sakti Wiratama (prestasi tertinggi dengan penilaian kolektif dari mental, fisik, dan kecerdasan intelektual). 

AHY lalu melanjutkan pendidikan militernya di Pendidikan Dasar Infanteri TNI AD dan Kursus Combat Intel pada 2001 serta Pendidikan Operasi Lintas Udara (Airborne Operations Course) Army Infantry School pada 2002. 

Setelah itu, dia ditempatkan sebagai Komandan Tim Khusus dari Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/ Tengkorak dalam operasi pemulihan keamanan di Aceh pada 2002. 

Kemudian, dia menjabat sebagai Komandan Peleton Rifle Platoon, Batalyon Infanteri 305, Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (KOSTRAD) pada 2002 hingga 2004 dan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Pasi-2/OPS Batalyon Infantri 305 pada 2004 hingga 2007.  Pada 8 Juli 2005, dia menikah dengan Annisa Larasati Pohan. 

Annisa merupakan seorang artis dan anak dari Aulia Pohan, seorang Deputi Gubernur Bank Indonesia tahun 1999. Dari pernikahan tersebut, Agus dan Annisa dikaruniai satu orang anak, yaitu Almira Tunggadewi Yudhoyono. 

Kemudian, AHY dipindahtugaskan kembali ke Lebanon untuk ditugaskan menjadi perwira seksi operasi kontingen Garuda XXIII-A di perbatasan Lebanon dan Israel pada 2006. Penugasan tersebut merupakan misi perdamaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau  United Nations. 

Sepulang dari Lebanon, dia melanjutkan pendidikan magister ilmu strategi di Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapura pada 2006. 

Pada 2007, dia dipercaya menjadi Komandan Kompi dari Yonif Linud 305/ Brigif Linud 17/Divif 1/Kostrad hingga 2009. Pada tahun yang sama, AHY juga menjabat sebagai instruktur untuk pasukan penjaga perdamaian Indonesia dalam kontingen Garuda XXIII-B and XXIII-C hingga 2008. Selain itu, dia dipercaya menjadi petugas operasi darat (ground operations officer) G-3 dalam program Exercise COBRA GOLD dari US PACOM di Thailand pada 2008. 

Sambil bekerja, AHY kembali menyelesaikan pendidikan Master in Public Administration di John F. Kennedy School of Government, Harvard University, Amerika Serikat pada 2010. 

Setelahnya, dia berhasil menyelesaikan pendidikan militer di US Army Advanced Officer School, Fort Benning, Amerika Serikat pada 2011. Karier militernya cukup cemerlang dan membuatnya diberikan amanah sebagai Kepala Seksi Operasi di Brigade Infanteri Lintas Udara 17, Komando Cadangan Strategis (Kostrad) selama 2011 hingga 2013. 

Selang beberapa lama, AHY diangkat menjadi dosen di Sekolah Manajemen Pertahanan (Program Magister), Universitas Pertahanan Indonesia hingga 2014. 

Setahun kemudian, AHY menempuh pendidikan di George Herbert Walker School of Business and Technology, Webster University, Amerika Serikat. Pada waktu yang sama, dia menempuh kembali pendidikan militernya di US Army Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Amerika Serikat. 

Sepulangnya dari Amerika Serikat, dia diberikan tugas sebagai Komandan Batalyon, Batalyon Infanteri Yonif Mekanis 203. Selama di batalyon tersebut, AHY memberikan pengamanan Ibu Kota selama 2015 hingga 2016. 

Pada September 2016, AHY memutuskan mengundurkan diri dari militer dengan jabatan terakhir sebagai Mayor Infanteri. Pengunduran tersebut menjadi awal langkah AHY masuk dalam dunia politik dengan bergabung Partai Demokrat dan memutuskan masuk ke bursa pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.

Profil Hadi

Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto sebelum menduduki kursi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertahanan Nasional (ART/BPN) di kabinet periode kedua Presiden Jokowi merupakan mantan Panglima TNI. Karirnya memang mayoritas dihabiskan di institusi TNI. 

Hadi Tjahjanto, kelahiran Malang, Jawa Timur 8 November 1963. Ia merupakan perwira  lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1986. Ia diangkat menjadi perwira berpangkat Letnan Dua oleh Presiden ke-2  Soeharto pada 20 September 1986. Satu tahun berukutnya ia lulus dari Sekolah Penerbang TNI AU.

Hadi mengawali karir pertamanya di Skadron Udara 4 Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur. Tugas awal yang dilakukan Hadi pada karirnya adalah mengoperasikan pesawat angkut ringan Cassa. Sebagai pilot Hadi mengemban tugas Operasi Dukungan Udara, SAR Terbatas, dan Kursus Penerbangan Pesawat Angkut.

Karir Hadi selanjutnya adalah sebagai Kepala Seksi Latihan Skadron Udara 4 pada tahun 1993. Selang beberapa waktu, pada tahun 1996, Hadi beralih menjadi penerbang pesawat angkut berat sebagai Komandan Flight Ops "A" Flightlat Skadron Udara 32 Wing Udara 2 Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh.

Pada Tahun 2001, Hadi menjadi Komandan Satuan Udara Pertanian Komando Operasi Angkatan Udara I. Tiga tahun kemudian, Hadi menjabat sebagai Kepala Departemen Operasi Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara pada tahun 2004.

Selanjutnya, dia menjabat sebagai Kepala Dinas Personel Lanud Abdul Rachman Saleh tahun 2006, dan Kepala Sub Dinas Administrasi Prajurit Dinas Administrasi Persatuan Angkatan Udara tahun 2007. Pada periode 2010 hingga 2011 Hadi mengemban tugas sebagai Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Adi Sumarmo, Boyolali, Jawa Tengah. 

Karir Hadi berlanjut pada 2011 hingga 2013 dengan menduduki posisi Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional (Basarnas), kemudian sebagai Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) pada 2013 hingga 2015. Pada tahun berikutnya ia merupakan Danlanud Abdul Rachman Saleh.

Hadi sempat menjadi Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres) pada 2015-2016, dan kemudian pada bulan November 2016 ia mengembang tugas baru sebagai Irjen Kementerian Pertahanan, tepat pada masa  kepemimpinan Presiden Jokowi. 

Tiga bulan setelah pelantikan Hadi sebagai Irjen, Hadi menggantikan Agus Supriatna sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) pada 18 Januari 2017.

Pada masa tersebut Hadi membongkar kasus korupsi yang dilakukan Agus Supriatna di Kementerian Pertahanan tepatnya pengadaan pesawat dan helikopter. Pada tanggal 8 Desember 2017, Hadi jadi pilihan tunggal Jokowi seabgai Panglima TNI menggantikan Jendral Gatot Nurmantyo, dan disetujui oleh DPR.

Usai pensiun tugas Hadi belum berhenti. Dia ditunjuk sebagai Komandan Lapangan persiapan Penyelenggaraan MotoGP Mandalika. Berdasarkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) per Juni 2021, jumlah total kekayaan yang dimiliki Hadi sebesar Rp20,5 miliar.  Ia mempunyai lima bidang tanah dan bangunan yang tersebar di Malang dan Jakarta. Total harta tak bergerak tersebut mencapai Rp6,97 miliar. Untuk harta bergerak lain sekitar Rp1,9 miliar, surat berharga Rp3 miliar, dan kas setara kas Rp8,2 miliar.

Pencapaian Hadi Tjahjanto adalah sebagai berikut:

Brevet Komando Kopassus (2017); Brevet Trimedia Intai Amfibi Korps Marinir (2017); Brevet Denjaka (2017); Brunei Wing (2017); Pin Setia Waspada Paspampres (2019); Brevet Hidro-Oseanografi/Surveyor "A" (2021).