Saringan Sampah PT Asiana Tecnhologies Lestary Gambaran Kebijakan Pemprov DKI Jakarta Ugal-ugalan!

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 3 September 2023 11:47 WIB
Jakarta, MI - Ahli Tata Kota dan Permukiman dari Institut Teknologi Bandung (ITB) M Jehansyah Siregar menyoroti Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta atas kebiasaannya menciptakan sebuah terobosan yang ujung-ujungnya menjadi bancakan pihak tertentu. Salah satunya saringan sampah yang dibangun PT Asiana Tecnhologies Lestary. Perusahaan ini terkenal di Nusantara ini pebisnis ulung saringan sampah sungai/kali. Sudah banyak kota-kota besar di Indonesia ini menerapkan teknologi ini. Namun pada faktanya dinilai tidak efektif. Justru pemerintah hanyut dalam rayuan pengusaha dengan masif membangun yang ujung-ujungnya kecanduan pada biaya perawatan yang tidak jelas barometernya. Jehansyah Siregar menegaskan kondisi terkini membuktikan kecurigaan proyek saringan sampah ini bukan hanya diawal pembangunannya yang menyedot anggaran yang sangat besar. Tapi ketergantungan anggaran pemeliharaan jadi bancakan. "Lupa solusi lain menangani sampah kota-kota besar dengan yang lebih baik dan menyelesaikan akar masalahnya," ujar Jehansyah kepada Monitorindonesia.com, Minggu (3/9). Penyaringan sampah dibeberapa kali Jakarta pada awalnya memang diperlukan, mengingat banyaknya buangan sampah rumah tangga yang memenuhi kali-kali. Namun jika pengadaan alat ini dilakukan terus-menerus dan menghabiskan anggaran belanja DKI Jakarta hingga ratusan miliar. "Bahkan diperkirakan lebih satu triliun rupiah, maka ini gambaran kebijakan yang ugal-ugalan," tegasnya. Kebijakan seperti ini, menurut dia, jauh dari efisien karena memboroskan anggaran. Juga tidak efektif sama sekali mengatasi masalah sampah. Ibaratnya sibuk membersihkan air di hilir sementara di hulunya sumber kotoran dibiarkan masuk ke sungai. "Pemprov DKI Jakarta seharusnya bisa memanfaatkan anggaran ratusan miliar tersebut untuk program pembangunan rusunawa dan penataan permukiman kumuh di bantaran kali," ungkapnya. Program perumahan dan permukiman ini juga, tambah dia, harus dilaksanakan secara masif dan progresif untuk mengurangi besarnya timbulan sampah di sungai-sungai Jakarta. "Selain untuk mengurangi angka housing backlog dan luasan kumuh Jakarta," tutupnya. Ketika dikonfirmasi, Direktur PT Asiana Technologies Lestary, Poltak Sitinjak belum bersedia memberikan komentar. (Sabam)