DPR: Berdirinya Museum Holocaust di Sulut Cukup Sensitif bagi Indonesia

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 3 Februari 2022 00:15 WIB
Monitorindonesia.com - Kegaduhan demi kegaduhan kembali muncul di Indonesia yang membuat kondisi kebangsaan kurang stabil. Kali ini mengenai hadirnya Museum Holocaust  yang dibangun oleh komunitas Yahudi di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara. Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKS, Sukamta, menyatakan keberadaan museum holocaust tersebut cukup sensitif  "Ini isu yang cukup sensitif. Negara Israel identik dengan Yahudi, meski ada juga Yahudi yang tidak sepakat dengan berdirinya Negara Israel," ujarnya, Rabu (2/2/2022). Menurutnya, Indonesia sejak dulu tidak mengakui Israel karena kelakuannya yang terus menjajah tanah Palestina. Israel telah melakukan aneksasi terhadap wilayah Palestina hingga sekarang. "Di tengah isu normalisasi hubungan Israel dan Indonesia yang sempat mencuat belum lama ini, lalu muncul berdirinya museum ini, wajar jika tokoh-tokoh nasional dan masyarakat kita mengecam," katanya. Hal ini juga tidak selaras dengan sikap resmi Pemerintah RI terhadap isu Palestina yang menentang penjajahan oleh Israel. "Bahkan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu pernah menyatakan boikot terhadap produk-produk Israel," kata Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri ini. Karena itu pemerintah harus melakukan beberapa langkah dalam permasalahan ini. Pertama, kata dia, pemerintah dalam hal ini Menteri Luar Negeri perlu memanggil Dubes Jerman untuk Indonesia guna meminta penjelasan atas kehadirannya dalam peresmian Museum Holocaust di Tondano. "Hal ini mengingat beliau ditugasi di negara Indonesia yang tidak menjalin hubungan diplomatik dengan bangsa Yahudi dan Negara Israel," ucapnya. Kedua, Museum Holocaust di Tondano harus ditutup. Museum ini tujuannya dibangun untuk mengingat kekejaman Nazi Jerman. Tapi pembuat museum (Bangsa Yahudi Israel) saat ini sedang melakukan kekejaman-kekejaman kepada rakyat Palestina setiap hari. "Indonesia akan terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina demi mewujudkan cita-cita pendiri bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk membebaskan dunia dari penjajahan. Indonesia tidak akan mengakui Negara Israel selama masih menjajah Palestina," tegas Doktor lulusan Salford, Manchester, Inggris ini. Sukamta juga berpesan permasalahan ini segera dituntaskan sehingga tidak membuat kegaduhan lebih besar yang sebetulnya tidak perlu. Lebih baik energi kita arahkan untuk menghadapi pandemi yang belum juga reda. Sebagai informasi, Museum Holocaust Shaar Hashamayim Synagogue Minahasa merupakan museum kekejaman Yahudi yang pertama kali ada di Indonedia dan Asia Tenggara. Museum ini berada di Kelurahan Rerewokan, Kecamatan Tondano Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.[Lin]

Topik:

DPR Israel Museum

Berita Sebelumnya

Soal Pemangkasan Masa Karantina PPLN, Polri Siap Antisipasi Pelanggaran

Berita Selanjutnya

Kemen PUPR akan Bangun Ribuan Unit Hunian Untuk ASN, TNI-Polri di IKN Baru

Berita Terkait

Hukum
Logo Badan Karantina Pertanian (Barantan) (Foto: Dok MI)

KPK Masih Rahasiakan Pimpinan DPR "Cawe-cawe' Pengadaan X-Ray Barantan Rp194,2 M

5 Oktober 2025 19:54 WIB

Politik
Illustrasi Makan Bergizi Gratis (Foto: Istimewa)

Legislator Usul Perpres MBG Atur Berbagai Hal Krusial: Standar Gizi Hingga Keamanan Pangan

4 Oktober 2025 14:00 WIB

Nasional
Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa (Foto: Istimewa)

DPR Soroti Bandara Kertajati yang Nombok Rp50 M per Tahun: Kita Ingin Berikan Manfaat, Bukan Beban!

4 Oktober 2025 12:43 WIB

Global
Hamas Terima Proposal Damai Trump (Foto: Ist)

Hamas Setuju Gencatan Senjata, Israel Akhiri Operasi Perebutan Gaza

4 Oktober 2025 10:33 WIB

Politik
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta (Foto: Dok MI)

Waka Komisi I DPR Kecam Keras Israel Cegat dan Tangkap Aktivis Internasional Global Sumud Flotilla

2 Oktober 2025 20:45 WIB

Ekonomi
DPR Sahkan Revisi UU BUMN jadi Undang-Undang (Foto: Ist)

DPR Sahkan Revisi UU BUMN jadi Undang-Undang dalam Rapat Paripurna

2 Oktober 2025 14:01 WIB