Soroti Dugaan Mafia Karantina, Legislator Muda PD Sindir Menparekraf

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 2 Februari 2022 15:45 WIB
Monitorindonesia.com- Kalangan DPR RI meminta Menparekraf Sandiaga Uno melaksanakan koordinasi tentang peraturan karantina di Indonesia dengan kementerian maupun institusi terkait lainnya. Hal itu disampaikan Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Partai Demokrat (FPD) Bramantyo Suwondo saat merespons pengakuan Sandiaga Uno terkait informasi dugaan mafia karantina dari seorang wisatawan mancanegara (wisman) asal Ukraina. “Karena sebagaimana kita ketahui bahwa peraturan karantina ini diterapkan hasil kesepakatan dan kerjasama beberapa stakeholders,” ujar Bram kepada wartawan, Rabu,(2/2/2022). Bram menegaskan, dengan adanya koordinasi diharapkan ada investigasi terkait kebenaran klaim turis Ukraina soal adanya mafia karantina tersebut. “Saya harapkan pemerintah mendahulukan kerjasama terlebih dahulu, sebelum menyampaikan permasalahan kepada publik di media sosial, karena informasi yang disampaikan pemerintah kepada publik akan menjadi acuan tentang apakah kebijakan pemerintah berkenaan dengan penanganan covid berjalan dengan baik apa tidak,” jelas Bram. Politikus muda asal Jawa Tengah ini memandang, penyampaian melalui sosial media seperti yang dilakukan Sandiaga Uno biasanya hanya akan membuat gaduh serta berdampak buruk kepada citra dunia pariwisata tanah air. “Yang luar akan bertanya-tanya apakah memang berlibur ke Indonesia merupakan pilihan yang tepat? Karena pelaksanaan protokol kesehatan yang tanda tanya,” pungkas Bram. Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengaku mendapat informasi mengenai dugaan mafia karantina dari seorang wisatawan mancanegara (wisman) asal Ukraina. Wisman tersebut menceritakan masalah yang ia alami saat hendak berlibur ke Bali. Pada hari terakhir karantina di salah satu hotel di Jakarta, wisman yang membawa serta anak perempuannya tersebut diberi tahu bahwa hasil tes usap (swab test) PCR-nya positif. Sementara itu, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) atas kejadian tersebut menyatakan terjadi persoalan komunikasi antara pihak hotel karantina di Jakarta dengan wisman asal Ukraina tersebut. "Boleh disampaikan bahwa ini ada salah pengertian. Ini juga sudah dikonfirmasi oleh pihak Kemenparekraf," kata Koordinator Hotel Repatriasi PHRI Vivi Herlambang. Vivi yang mewakili pihak hotel membantah adanya mafia di hotel. PHRI melihat tidak ada faktor kesengajaan untuk berbuat curang dari hotel kepada wisatawan Ukraina. (Wawan)