Banyak Sisi Gelap Sistem Pemilu Terbuka

Akbar Budi Prasetia
Akbar Budi Prasetia
Diperbarui 9 Maret 2023 00:58 WIB
Jakarta, MI - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, menilai, keterpilihan calon legislatif berdasarkan suara terbanyak akan memperpanjang sisi gelap dari sistem Pemilu yang saat ini digunakan. "Banyak sisi gelap dalam sistem proporsional terbuka," katanya kepada wartawan di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (8/3). Yusril mengatakan, awalnya sistem proporsional terbuka digunakan dalam Pemilu untuk menghilangkan jarak antara pemilih dan para calon wakil rakyat. "Ternyata memuculkan ekses negatif yang melemahkan posisi partai politik," jelasnya. Mantan Sekretaris Negara ini menilai, sistem proporsional terbuka membuat partai politik tidak lagi fokus dalam menjalankan fungsinya sebagai sarana penyalur, pendidikan, dan partisipasi politik. "Partai politik tidak lagi berupaya meningkatkan kualitas-kualitas programnya yang mencerminkan ideologi partai," katanya. Lebih lanjut Yusril berpendapat bahwa dengan sistem proporsional terbuka ini partai politik hanya fokus untuk mencari kandidat yang bisa menarik daya tarik masyarakat. Sehingga, akan mendapatkan suara terbanyak ketika bertarung di Pileg 2024. "Disinilah letak pelemahan partai poitik itu terjadi secara struktural. Partai tidak lagi fokus membina kader-kader muda secara serius untuk kepentingan jangk panjang ideologi partai," terangnya. "Melainkan fokus mencari jalan pintas dengan memburu kader populer dan bekemampuan finansial untuk mendanai partai," tutupnya.

Topik:

pemilu