Hacker China Bidik Amerika dan Eropa, Komisi I DPR Minta BSSN Perkuat Keamanan Cyber Nasional

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 14 September 2023 04:08 WIB
Jakarta, MI - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta memepertanyakan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terkait penyusunan program kerja audit forensik keamanan cyber nasional. Pasalnya, hacker China dikabarkan cukup masif mulai menargetkan Negara-negara di Amerika dan Eropa. "Pertanyaan saya adalah terkait dengan cyber security kita, apakah BSSN punya rencana program kerja paling tidak, kalau di 2023 belum, di 2024 akan ada proses audit forensik yang cukup mendalam terkait dengan cyber security kita," ujar Sukamta saat rapat dengan Kepala BSSN di Nusantara II, Jakarta (13/9). Dia mewanti-wanti, jangan sampai pemerintah Indonesia diam pada persoalan itu, karena tidak memahami situasi global saat ini. Oleh sebab itu, ia mengusulkan agar BSSN membuat audit forensik terkait keamanan cyber nasional. "Nah di kita kan anteng-anteng aja nih. Nah antengnya ini karena kita paham dan menguasai masalah atau karena kita gak paham. Nah mohon saya dibantu, kalau perlu kita DPR usulkan supaya BSSN membuat audit forensik terkait dengan keamanan cyber kita pak ketua," katanya. Jika melihat pada kilas balik Indonesia sejak tahun 1990, lanjut Sukamta, infrastruktur telekomunikasi dan transmisi pada saat itu dalam keadaan kritis. "Saya khawatir justru sudah dimasuki oleh mereka ini. Karena pada awal tahun 90an dulu, ketika perusahaan telekomunikasi terjebak pada situasi di mana mereka harus ekspansi, namun mereka tidak punya sumber daya yang cukup secara finansial," sahut Sukamta. Dia menghimbau agar Pemerintah mewaspadai dan melakukan langkah antisipasi pencegahan pengamanan cyber. "Huawei mereka datang dengan konsep model bisnis yang tidak bisa ditolak, yaitu konsep sewa pakai infrastruktur, di mana huawei membiayai semuanya, dan telkom hanya menyewa infrastrukturnya. Tentu ini permainan bisnis yang dibuat terpisah," katanya. "Saya tidak tahu apakah regulator BRTI dulu maupun BSSN hari ini memahami permainan ini atau enggak," timpal Sukamta. (DI) #Hacker China