Politisasi Kampus, Benarkah?

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 6 Februari 2024 17:02 WIB
Politikus PDI Perjuangan, Aria Bima (Foto: MI/Dhanis)
Politikus PDI Perjuangan, Aria Bima (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Politikus PDI Perjuangan Aria Bima, mengaku aneh terhadap pihak-pihak yang menyebut ada politisasi di perguruan tinggi lantaran kerap mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pernyataannya yang berkenaan dengan Pemilu 2024.

"Saya tidak melihat ada yang mempolitisasi siapa, masa kampus mau dipolitisasi," kata Aria Bima di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (6/2).

Kata Aria, jangan menggiring opini yang seakan-akan perguruan tinggi diakomodir untuk kepentingan politik pada Pemilu 2024. Karena menurutnya, perguruan tinggi itu wilayah intelektual yang tentu merasakan kondisi demokrasi Indonesia saat ini dinilainya cukup memprihatinkan.

"Sudahlah jangan campuri independesi dunia akademis dengan pernyataan itu. Itu wilayah akademisi, intelektual yang jujur akan mengatakan situasi saat ini itu penuh keprihatinan," ujarnya.

"Dia tidak bicara dalam politik memenangkan satu kandidat, dia bicara soal politik kebangsaan, dia bicara soal bagaimana demokrasi ini dikawal dengan baik oleh kelompok akademisi," tambah Aria Bima.

Dia melanjutkan, bahwa kalangan akademisi tak akan pernah bisa diatur oleh kepentingan apapun. Karena apa yang disampaikannya, maka itulah yang mereka rasakan saat ini.

"Kalangan akademisi ini akan tetap jujur dari pikirannya. Kalangan akademisi ini tak bisa diatur oleh siapapun," jelasnya.

Lebih lanjut, Aria mengatakan bahwa tidak ada benang merah antara gerakan akademisi dengan politiasi. Untuk itu, kata dia jangan membenturkan gerakan akademisi dengan politik karena itu hanya akan membuat kemunduran demokrasi.

"Tidak ada benang merah gerakan akademisi, dengan politisi dan partisan, mereka terpisah. Melihat gejala-gejala yang ada saat ini akan membuat setback (kemunduran) berdemokrasi, tidak akan bermanfaat," terangnya. (DI)