Mentan Syahrul Saat Berurusan dengan KPK Selalu Sedang di Luar Negeri

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 30 September 2023 00:44 WIB
Jakarta, MI - Menteri Pertanian atau Mentan Syahrul Yasin Limpo saat berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selalu dikabarkan sedang tidak ada di Indonesia atau ke luar negeri. Seperti dalam catatan Monitorindonesia.com, bahwa pada 14 Juni 2023 lalu, lembaga antirasuah itu mengumumkan telah membuka penyelidikan soal dugaan tindak pidana korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan). Informasi tersebut diumumkan oleh Plt. Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu. Lalu, pada tanggal 16 Juni, KPK meminta keterangan terhadap Mentan Syahrul. Namun, Syahrul tidak dapat hadir dengan alasan sedang melakukan perjalanan dinas menghadiri acara G20 di India atau sedang berada di luar negeri. Mentan Syahrul pun kemudian meminta agar tanggal pemanggilan ditunda hingga 27 Juni 2023. Sebab, setelah pergi ke India, Syahrul berencana melanjutkan lawatannya ke Cina dan Korea Selatan dalam rangka kerja sama modernisasi pertanian dan fasilitas pasar ekspor pertanian. Namun, KPK menolak permintaannya. Alhasil, dia diperiksa pada Senin (19/6). Pasa saat itu, status kasus ini masih dalam penyelidikan. Politikus Partai Nasdem itu diperiksa selama 3,5 jam di gedung lama atau Gedung ACLC KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. "Hari ini saya memenuhi panggilan dari KPK, yang selama ini dua kali sebelumnya dipanggil saya dalam kegiatan yang terkait kegiatan negara, kelompok kerja dan penas," ungkap Syahrul. Syahrul menuturkan bahwa dirinya siap untuk bersikap profesional dan kooperatif selama proses pemeriksaan berlangsung, dan dia siap hadir kapanpun penyidik KPK memanggilnya. "Saya sudah diperiksa secara profesional. Saya terima kasih, dan saya tetap akan kompromi, akan kooperatif, kapan pun dibutuhkan saya siap hadir," kata dia. Tiga bulan berjalan, KPK melakukan giat penggeledahan terhadap rumah dinas Mentan Syahrul sejak Kamis (28/9) hingga Jum'at (29/9) di rumah dinas yang berlokasi di Kompleks Widya Chandra V, Jakarta tersebut. KPK juga menggeledah Kantor Kementan. Di hari itu, juga Mentan Syahrul dikabarkan tengah berada di luar negeri. Menurut Bendahara Umum (Bendum) partai Nasional Demokrat (NasDem Ahmad Sahroni, Mentan Syahrul sedang mengikuti forum tentang pangan dunia mewakili Pemerintah Indonesia, di Roma, Italia. Sahroni pun tidak mengetahui jadwal kepulangan Mentan ke Tanah Air. “Pak Mentan lagi di Roma. Belum ada info kapan pulangnya,” ucap Syahroni. Sementara itu, dalam giat penggeladahan, Kepala Pemberitaan KPK, Ali Fikri mengungkapkan adanya beberapa temuan. Pertama, KPK menemukan sejumlah uang miliaran rupiah dari rumah Mentan Syahrul. Ali mengungkapkan uang yang ditemukan itu dalam bentuk uang rupiah dan mata uang asing. Sehingga membuat penyidik harus membawa alat penghitung uang. “Betul tim penyidik juga membawa alat penghitung uang dalam proses penggeledahan tersebut untuk menghitung secara akurat jumlah uang yang ditemukan,” katanya. Selain uang, Ali mengatakan penyidik juga menemukan dokumen seperti catatan keuangan dan pembelian aset hingga alat bukti elektronik. Tak hanya itu, penyidik juga menemukan senjata api (senpi) di kediaman Syahrul. Ia menyebut ada 12 senpi yang ditemukan dan seluruhnya telah diserahkan ke Polda Metro Jaya. Di hari itu juga, KPK dikabarkan menetapkan Mentan Syahrul sebagai tersangka dan dua orang lainnya.Yaitu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementan Kasdi Subagyono, serta Direktur Alat Mesin Pertanian, Muhammad Hatta "Saya tadi sudah jelaskan, ketika sudah naik penyidikan kami pastikan sudah menetapkan tersangka. Tapi identitas dan konstruksi akan kami sampaikan nanti. Tentu ada proses panjang lebih dulu yang akan KPK lakukan dari proses penggeledahan, melakukan penahanan tentu pada saat itu kami sampaikan perkara secara utuh termasuk identitas," jelas Ali. (Wan)