RI-China Tingkatkan Kerja Sama Pembuatan Baterai Litium

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 5 Desember 2023 01:10 WIB
Presiden Joko Widodo meninjau pabrik mobil listrik milik PT HLI Green Power (Foto: Setpres)
Presiden Joko Widodo meninjau pabrik mobil listrik milik PT HLI Green Power (Foto: Setpres)

Jakarta, MI – RI dan China makin memperkuatnya hubungan  kerja sama pada sejumlah industri, seperti baterai litium dan semikonduktor. Hal ini membuat hubungan Indonesia dan China semakin erat. China memperkuat  Posisi sebagai mitra dagang terbesar dan investor terbesar kedua di Indonesia.

“Menghadapi tantangan besar ke depan, saya yakin bahwa kolaborasi adalah kunci, dan saya berharap dapat meningkatkan serta mempererat hubungan antara kedua negara, khususnya dalam kerja sama sektor manufaktur,” ujar Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, dikutip dari siaran pers Senin (4/12).

Salah satunya ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU)/Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Sektor Industri (Industrial Cooperation) antara Kementerian Perindustrian dan Ministry of Industry and Information Technology (MIIT) Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

MoU tersebut ditandatangani pada perhelatan KTT Asean tanggal 8 September 2023 lalu yang mencerminkan komitmen awal kedua belah pihak untuk memajukan sektor industri secara saling menguntungkan.  Sebagai langkah lanjutan, keduanya sepakat untuk terus menjajaki kerja sama khusus di bidang advanced industry cooperation dalam MoU yang akan ditandatangani oleh kedua menteri.

Adapun, ruang lingkup yang akan dikomitmenkan dalam MoU ini, antara lain automobile, lithium battery, semiconductor, bio-prospective, pharmacy, dan industrial technology development. Hal ini juga diyakini sebagai pendongkrak pertumbuhan industri nonmigas ke depannya. Sebagaimana diketahui, kinerja industri nonmigas tumbuh pada triwulan III/2023 sebesar 5,20%.

"Capaian tersebut menunjukkan kemampuan pemerintah dalam menjaga kondisi industri agar tetap tumbuh positif di tengah gejolak dan tantangan ekonomi, baik dari sisi eksternal maupun internal," ujarnya. 

Kemitraan strategis dengan China juga kembali terjalin pada Asean-China Summit. Acara itu berlangsung November lalu di Kamboja, di mana forum tersebut menyepakati dan meluncurkan perundingan Upgrading Asean-China Free Trade Area (ACFTA) 3.0.

Dalam agenda tersebut, para peserta sepakat bahwa Upgrading Asean China Free Trade Area (ACFTA) 3.0 akan memastikan inklusivitas, moderen, komprehensif, dan saling menguntungkan kedua belah pihak. (Ran)