Perekonomian Indonesia ‘Agak Laen’ Dibanding Negara Lain!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 24 Februari 2024 17:53 WIB
Jalan MH Tahamrin - Sudirman, Jakarta Pusat (Foto: MI/Aswan)
Jalan MH Tahamrin - Sudirman, Jakarta Pusat (Foto: MI/Aswan)

Jakarta, MI - Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani  Indrawati menyebut kondisi perekonomian 'agak laen' dibanding negara lain. 

Dikutip Monitorindonesia.com, Sabtu (24/2) dalam unggahan di akun Instagram @smindrawati, Sri Mulyani awalnya membeberkan rangkuman kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pertama untuk periode 2024.

"Ini merupakan cerita kinerja APBN pertama untuk tahun 2024. Meski situasi dunia masih penuh guncangan, perekonomian Indonesia dan #APBNKiTa masih menunjukkan kinerja positif. Postur APBN hingga Januari 2024 sbb: -Pendapatan Negara Rp215,5 T (7,7% target). Belanja Negara Rp184,2T (5,5% pagu). Surplus APBN Rp31,3T (0,14% PDB)," tulis Sri Mulyani.

Tahun 2024, lanjut Sri Mulyani, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia juga masih dibayangi perlemahan. @the_imf memproyeksikan sebesar 3,1%, sementara @worldbank memprediksi hanya 2,4%.

"Untuk Indonesia sendiri “Agak LAEN”, berbagai tren positif dari tahun 2023 tetap berlanjut hingga awal tahun 2024 ini. Per Januari 2024, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terjaga di 125; Mandiri Spending Index (MSI) 40,0; Indeks Penjualan Riil (IPR) 3,7% yoy; dan PMI Manufaktur Indonesia konsisten ekspansi selama 29 bulan berturut-turut," bebernya.

Meski kondisi Indonesia, lanjut dia, relatif baik dibandingkan kelompok negara G20 maupun ASEAN, "kita tetap perlu mewaspadai situasi global yang masih rentan dan penuh risiko.Terutama dengan kondisi inflasi yang mulai menurun tetapi belum disertai dengan penurunan tingkat suku bunga, dan tren perlemahan tingkat permintaan global yang memengaruhi ekspor dan juga penurunan harga komoditas," ungkapnya.

Kendati, kinerja APBN yang tetap positif akan menjadi modal baik untuk menjalani tahun 2024. "Untuk itu, APBN #UangKita juga akan terus dijaga kesehatannya dan kredibilitasnya, serta dikelola dengan penuh kehati-hatian agar terus mampu melindungi masyarakat dan perekonomian Indonesia dari berbagai guncangan," demikian Sri Mulyani.

Sebelumnya, Sri Mulyani mengungkapkan ekonomi Indonesia tetap resilien didukung kuatnya permintaan domestik, konsumsi, dan investasi di tengah pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan masih dalam posisi yang lemah.

“Perekonomian global 2024 diperkirakan masih dalam posisi yang lemah, di mana meskipun inflasi mengalami moderasi atau penurunan, namun belum serta merta menurunkan suku bunga yang melonjak cukup tinggi dalam 18 bulan terakhir,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita Februari 2024 secara daring pada Kamis (22/2).

Sri Mulyani menjelaskan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2024 oleh International Monetary Fund (IMF) hanya sebesar 3,1 persen, sedangkan World Bank memprediksi perekonomian global hanya tumbuh 2,4 persen, lebih rendah dari kinerja perekonomian global 2023.

Di tengah kondisi pelemahan ekonomi global tersebut, Menkeu mengungkapkan bahwa Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang relatif masih cukup baik di 5,0 persen, dilihat dari negara-negara G20 maupun ASEAN.

“Pelemahan global dan tren harga komoditas yang melemah tentu harus kita waspadai karena akan berpotensi mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia alhamdulillah selama periode 2023 masih bisa bertahan di 5 persen atau dalam hal ini 5,05 persen. Ini karena kuartal empat tetap terjaga di atas 5 persen,” jelasnya.

Menurutnya, kontributor yang penting dalam mendukung kuatnya ekonomi Indonesia adalah konsumsi rumah tangga yang masih terjaga tumbuh di 4,82 persen dari sisi pengeluaran dan sektor manufaktur tumbuh 4,64 persen dari sisi produksi. Aktivitas konsumsi yang tetap kuat ini didukung oleh inflasi yang terkendali dan peran APBN sebagai shock absorber dalam menjaga daya beli masyarakat.

“Konsumsi rumah tangga masih terjaga tumbuh di 4,82 persen dan ini kontribusinya 53 persen terhadap total PDB (Produk Domestik Bruto). PMTB atau investasi dalam hal ini tumbuh 4,4 persen, kontribusinya terhadap PDB adalah 29,3 persen. Konsumsi pemerintah juga memberikan kontribusi positif 2,95 persen,” kata Sri Mulyani.

Adapun pada tahun 2024, APBN akan terus dioptimalkan untuk memberikan stimulus bagi perekonomian nasional untuk mendorong akselerasi transformasi ekonomi yang lebih inklusif, lebih hijau, dan berkelanjutan. (wan)