Pemprov Malut Berupaya Kurangi Ketergantungan Distribusi Pangan

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 23 Juli 2024 12:13 WIB
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Disperindag Provinsi Maluku Utara (Malut), Muhammad Abdu Jafar (Foto: Istimewa)
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Disperindag Provinsi Maluku Utara (Malut), Muhammad Abdu Jafar (Foto: Istimewa)

Sofifi, MI – Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Disperindag Provinsi Maluku Utara (Malut), Muhammad Abdu Jafar mengungkapkan bahwa masyarakat Maluku Utara masih sangat bergantung, pada tiga daerah utama sebagai distributor bahan pangan. Ketiga daerah tersebut adalah Makassar, Manado, dan Surabaya.

Menurut Abdu, ketergantungan ini terutama berlaku pada komoditas pangan seperti bawang, cabai (rica), tomat (Barito), kentang, dan wortel. Ia menjelaskan bahwa kawasan industri di daerah seperti Halteng dan Haltim lebih memfokuskan distribusi pangan ke area industri tersebut. 

"Kita di sini memiliki dua kawasan industri, seperti lumbung pangan Halteng-Haltim yang lebih fokus pada distribusi di kawasan industri di sana," kata Abdu di Sofifi, Selasa (23/7/2024).

"Pertumbuhan penduduk yang pesat di wilayah tersebut menyebabkan kebutuhan akan komoditas pangan, termasuk sayur-sayuran, meningkat. Oleh karena itu, produksi pangan banyak dibawa ke sana," tambahnya.

Sementara itu, distribusi pangan dari Halbar cenderung diarahkan ke Ternate dan Tidore. Meski begitu, sebagian produksi pangan dari daerah ini juga terkadang dibawa ke Halteng dan Haltim. 

"Daerah-daerah industri ini cenderung lebih mendapatkan distribusi karena permintaan yang tinggi, dan di sisi lain, harga pangan juga sedikit mengalami kenaikan,” ungkap Abdu.

Kondisi ini menyoroti pentingnya upaya pemerintah daerah dalam mengurangi ketergantungan pada daerah luar untuk distribusi bahan pangan. Strategi diversifikasi pasokan dan pengembangan infrastruktur lokal menjadi kunci untuk memastikan stabilitas dan ketersediaan pangan yang berkelanjutan bagi masyarakat Maluku Utara. 

Pemerintah provinsi berencana untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan dan distribusi pangan di daerah-daerah utama serta memperkuat kerja sama dengan pemasok lokal untuk mengurangi biaya dan ketergantungan eksternal.

Selain itu, pengembangan sektor pertanian lokal juga menjadi salah satu fokus utama. Pemerintah mendorong petani lokal untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian mereka dengan memberikan pelatihan dan dukungan teknis. 

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Maluku Utara dapat mencapai kemandirian pangan yang lebih baik dan mengurangi ketergantungan pada daerah-daerah luar.

Diharapkan, upaya-upaya ini dapat memperbaiki ketahanan pangan di Maluku Utara dan memberikan manfaat jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat di seluruh provinsi. (RD)