Kesal dengan Pernyataan Wagub Jabar Soal Kematian Anak SD Akibat Dibully, TB Hasanuddin: Jangan Asal Bicara!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 27 Juli 2022 17:48 WIB
Jakarta, MI - Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum sebelumnya menyebutkan bahwa aksi sekelompok anak yang memaksa temannya untuk menyetubuhi seekor kucing hingga direkam serta disebarluaskan hanyalah sebuah candaan. Korbannya, adalah anak SD di Tasikmalaya saat itu diketahui meninggal dunia lantaran bunuh diri akibat dibully. Karena dianggap bercanda, maka tidak perlu dibawa ke meja hijau dan diselesaikan secara kekeluargaan. "Bahkan temen saya di Kecamatan Cikatomas (menyetubuhi) dengan kerbau dan tetangga saya dengan ayam dan itu candaan hal biasa lah, mungkin karena ada medsos menjadi viral," kata Uu, usai mengunjungi keluarga korban di Kantor KPAID Kabupaten Tasikmalaya, beberapa waktu lalu. Menanggapi hal ini, Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin mengaku kesal dengan pernyataan Uu Ruzhanul Ulum itu. "Saya kira seorang pejabat publik harus memiliki etika dan pengetahuan. Terlebih seorang pemimpin jangan asal bicara dan mestinya harus memiliki empati terhadap korban bullying terlebih anak-anak," kata TB Hasanuddin kepada Monitorindonesia.com, Rabu (27/7). Kasus bullyng atau perundungan, jelas Hassanudin, dalam bentuk apa pun bukanlah candaan seperti yang dikatakan Wagub Jabar. Sebagai Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan, TB Hasanuddin berharap agar hukum tetap ditegakkan agar undang-undang dapat diimplementasikan dengan baik dan berfungsi sebagai perlindungan bagi korban-korban pelecehan. "Kita punya Undang-Undang Perlindungan Anak, ada juga Undang-Undang tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS). Nah bagaimana ini bisa ditegakkan sebagai perlindungan terhadap korban dan juga memberikan efek jera bagi pelaku," jelasnya. Legislator PDIP ini, kembali menegaskan bahwa meskipun Wagub Jabar telah meminta maaf atas pernyataannya, namun hal tersebut membuktikan ketidakpekaan seorang pemimpin serta meninggalkan luka untuk keluarga korban. Apalagi, jelas dia, kasus ini mendapat soroton dari masyarakat dan viral di media sosial beberapa waktu lalu. "Pikirkan juga dampak secara fisik, mental, dan emosional bagi para korban yang mengalami bullying dan juga keluarganya. Tak perlu membuat pernyataan yang malah menimbulkan kontroversi," pungkasnya.