Pemprov Malut Dorong Pengembangan Tenun Koloncucu yang Sudah Ada Sejak Ratusan Tahun Lalu

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 12 Juni 2024 15:57 WIB
Kepala Dinas Perindag Malut, Yudhitya Wahab (Foto: MI/RD)
Kepala Dinas Perindag Malut, Yudhitya Wahab (Foto: MI/RD)

Sofifi, MI - Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Pemprov Malut) mendorong pengembangan Tenun Koloncucu Ternate, yang sudah terkenal sejak ratusan tahun yang lalu. 

Melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), pemerintah provinsi telah berkolaborasi dengan pemerintah Kota Ternate, dalam hal ini Dekranasda Ternate.

“Dinas Perindag bersinergi dengan Dekranasda Kota Ternate menggelar kegiatan Bimtek dan Pendampingan Tenun Kolancucu di Kelurahan Toboleu Kota Ternate,” kata Kepala Dinas Perindag Malut Yudhitya Wahab, kepada Monitorindonesia.com, Rabu (12/6/2024).

Menurut Yudhitya, Tenun Kolancucu merupakan tenun tertua di Maluku Utara, karena sudah berusia sekitar 300 atau 400 tahun lalu dan sudah hampir punah. 

Sehingga pada tahun 2022, Dekranasda Kota Ternate menginventarisir para pelaku penenun Kolancucu, yang hanya tersisa empat orang.

“Empat orang ini, merupakan generasi ke enam penenun Kolancucu yang masih terus mengembangkan kerajinan tangan ini, kemudian terus dibina hingga sekarang ini sudah menjadi sembilan orang penenun yang masih eksis sampai sekarang,” jelasnya. 

Sebagai bentuk nyata perhatian untuk melestarikan warisan budaya tenun di Provinsi Maluku Utara, kata Yudi, sapaan akrabnya, bahwa pada kesempatan ini Disperindag Malut telah menggelar Bimtek pengembangan motif, dengan mendatangkan instruktur dari Balai Besar Tenun dan Tekstil Bandung yaitu Ade Mulyana.

Dijelaskan mantan Camat Jailolo Timur ini, soal motif Tenun yang diangkat dalam Bimtek kali ini adalah Pending Kapita Perang Kesultanan Ternate, yang dihasilkan keputusan tersebut setelah berdiskusi petinggi Keraton Ternate, yaitu Fanyira Kadaton Kesultanan Ternate. 

Diketahui, dahulu para Kapita Perang atau Panglima Perang Kesultanan Ternate pada saat itu, mereka di medan berperang pastinya selalu menggunakan simbol-simbol ini, sebagai tanda bahwa mereka adalah Pemimpin Pasukan.

“Salah satu simbol mereka yaitu Pending Merah yang menyilang di bahu dan melingkar ke pinggang,” ungkap Yudi. (RD)