Manis Sekali! Dulu Lawan-Mengkritik, Sekarang Kawan-Memuji

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 25 Februari 2024 13:30 WIB
Agus Harimurti Yudhoyono bersalaman dengan Joko Widodo, Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) (Foto: Antara)
Agus Harimurti Yudhoyono bersalaman dengan Joko Widodo, Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) (Foto: Antara)

Jakarta, MI - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melantik Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai menteri agraria dan tata ruang – pemimpin Demokrat yang selama hampir satu dekade berada di luar pemerintahan.

AHY memperoleh kursi menteri agraria dan tata ruang (ATR) yang sebelumnya diduduki Hadi Tjahjanto, mantan panglima TNI yang juga dilantik sebagai Menko Polhukam, menggantikan Mafud Md, cawapres 03.

Momentum ini menandakan Partai Demokrat kini tak lagi menjadi oposisi. Partai Demokrat sempat berkoalisi dengan partai pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada pilpres 2019, namun kalah.

https://asset.kompas.com/crops/FzynRUbkVa5KV_oAU6g-ojxy3YE=/0x0:946x631/750x500/data/photo/2018/07/30/1874402243.jpg
Prabowo Subianto (kanan) menerima kunjungan Susilo Bambang Yudhoyono di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018) (Foto: Antara)

AHY saat itu disebut-sebut sempat akan memperoleh kursi menteri pemuda dan olah raga di kabinet Jokowi pada 2019. Namun, hal ini tidak terjadi.

Di tahun yang sama, AHY ditunjuk sebagai wakil ketua umum Partai Demokrat.

Pada pilpres 2024 ini, Partai Demokrat sempat mengusung Anis Baswedan sebagai calon presiden. Saat itu, AHY disebut sudah mempersiapkan diri sebagai wakilnya. Akan tetapi, politik terus bergejolak jelang penetapan capres-cawapres 2024.

Akhirnya, koalisi pendukung Anies yang semula ada Demokrat, Nasdem, dan PKS pecah kongsi karena Muhaimin Iskandar – Ketua Umum PKB – yang menjadi pendamping Anies. 

Bikin kecewa! Dalam satu kesempatan SBY mengatakan pihaknya telah dikhianati. Ujungnya, Partai Demokrat berlabuh di koalisi pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang sejauh ini memperoleh posisi pertama dalam hitung cepat dan hitung nyata KPU.

https://akcdn.detik.net.id/visual/2023/09/18/ketua-majelis-tinggi-partai-demokrat-susilo-bambang-yudhoyono-sby-dan-prabowo-menggelar-pertemuan-tertutup-1_169.png?w=715&q=90
Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) dan Prabowo Subianto menggelar pertemuan tertutup, Senin (18/9/2023).

Dulu lawan, sekarang kawan, kata Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno. Namun, Presiden Jokowi yang mengatakan pengangkatan menteri AHY ini sebagai “kebutuhan”.

Sementara AHY menggambarkan penunjukan dirinya sebagai menteri ATR/BPN “serba mendadak”. Senin malam (19/2), AHY mendapat panggilan telepon dari Menteri Sekretaris Negara, Pratikno yang bertanya apakah ada di Jakarta? “Dan beliau kemudian menyampaikan, saya diterima oleh Pak Presiden Jokowi di Istana Merdeka, kemarin Selasa jam 8,” katanya.

Yang Cawe-cawe, Jokowi atau SBY?

Dulunya sering mengkritik kinerja Jokowi, kini AHY menilai Presiden Jokowi adalah sosok pemimpin aktif yang mau langsung terjun ke lapangan. Di tambah lagi dengan kritik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ayah SBY.

Melalui bukunya dengan judul "Pilpres 2024, Cawe-cawe Presiden Joko Widodo"

Pengamat politik Muslim Arbi menilai, buku ‘Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi’ karya mantan Presiden ke-6 RI itu yang menjadi perbincangan di media soial tidak selaras dengan kenyataanya. Sebab, cukup mudah menerima ajakan gabung kabinet.

Mengingat dilantiknya AHY tentu sudah mendapatkan persetujuan dari SBY.

“Lalu kritik SBY soal cawe-cawe di buku itu apa maknanya? Kalau akhirnya SBY restui anaknya AHY sebagai menteri Joko Widodo. Kan ngga sejalan dengan buku yang ditulis itu,” kata Muslim melalui gawai di Jakarta, Sabtu (24/2).

Jika dengan mudahnya SBY menerima lamaran Jokowi memasukkan anaknya di Kabinet Indonesia Maju, sedangkan dia sendiri kritik soal cawe-cawe. Itu artinya tidak jauh berbeda.

“Berarti SBY cawe-cawe juga dong. Wong kritik Cawe-Cawe lalu kemudian diberi jabatan menteri. Kan sama saja kritik dan tidak ada artinya. Bukan?,” menurut Muslim.

Muslim mempertanyakan, kritik soal cawe-cawe di buku itu sengaja hanya sebagai gertakan saja biar Demokrat dan SBY diterima Joko Widodo? Tentu itiu harus dijawab dengan lugas.

“Kalau demikian adanya. SBY hanya kejar jabatan untuk demokrat dan anaknya. Bukan untuk kepentingan Bangsa dan Negara yang di rusak oleh Joko Widodo akibat politik dinasti, nepotisme,” kritiknya.

https://monitorindonesia.com/storage/news/image/2d03f8f3-308e-4fc8-9389-2223326b51fd.jpg
Buku SBY "Pilpres 2024 & Cawe-cawe Presiden Jokowi The President Can Do No Wrong" (Foto: Istimewa)

Sikap SBY itu juga dapat dianggap mentolerir sikap Joko Widodo yang dianggap tidak beretika, tidak bermoral, langgar Konstitusi dan rusak demokrasi bukan?

“Akhirnya publik juga menilai SBY juga cawe-cawe juga untuk golkan anak nya supaya jadi mentri. SBY berjuang dan berpartai ternyata hanya agar anak nya jadi mentri saja,” tandasnya.

Jangan Salah Presepsi

Politikus Partai Demokrat, Sartono Hutumo meminta, semua pihak dapat membaca dengan lengkap buku ‘Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi’ itu. Sehingga tidak terjadi salah persepsi.

“Jangan menilai buku dari sampulnya, kurang lebih begitu,” kata Sartono, Jakarta, Kamis (22/2).

Menurutnya, dari niat dan tujuan yang baik. Jika banyak yang mengait kepada Presiden Jokowi, itu semata-semata agar yang bersangkutan tidak melakukan kesalahan serius.

“Ingat kata-kata orang bijak “The President Can Do No Wrong”. Artinya “Presiden tidak boleh berbuat salah".

“Bukan diartikan “seorang presiden tidak boleh disalahkan, dia selalu benar”. Bukan begitu artinya,” imbuhnya.

Strategi Jitu Jokowi

Pengamat Politik Ahmad Khoirul Umam meyakini, Presiden  Jokowi sudah berhitung dengan matang saat menarik AHY ke dalam kabinetnya. Menurut analisisnya, Jokowi bakal soft landing mengakhiri masa jabatannya sebagai kepala negara.

"Adapun keuntungan untuk Jokowi dengan memasukkan AHY adalah, bisa memastikan Demokrat ikut bekerja optimal untuk menjamin Jokowi bisa soft-landing di akhir pemerintahannya," kata Umam dalam keterangan diterima, seperti dikutip Minggu (25/2).

https://setkab.go.id/wp-content/uploads/2024/02/PelantikanHADI-AHY15-1536x1024.jpg

Presiden Jokowi bersama Menko Polhukam Hadi Tjahjanto dan Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (21/2/2024). (Foto: Humas Setkab)

Dengan kata lain, hadirnya Demokrat bisa menghadirkan proteksi politik untuk mengantisipasi potensi turbulensi di fase akhir pemerintahan Jokowi, terutama jika akhirnya PDIP mulai menyalakan mesin politik bercorak oposisi.

"Karena itu, rekrutmen Demokrat ini merupakan langkah strategis yang jitu oleh Jokowi, sekaligus untuk menciptakan landasan yang lebih kokoh bagi transisi kekuasaan ke kepemimpinan yang lebih smooth," tuturnya.

Meskipun hanya menjabat delapan bulan, Umam menyebut AHY akan bisa mendapatkan double portofolio di pemerintahan pada 2024 ini. 

Pertama sebagai Menteri ATR dan pada Oktober 2024 nanti akan menjadi menteri baru di kabinet Prabowo-Gibran jika dinyatakan menang secara sah oleh KPU.

Semua cibiran tentang stempel AHY, tambah Umam, 'tidak berpengalaman' yang selama ini disematkan kepada AHY akan terhapuskan. 

"Bahkan, posisi AHY menggantikan posisi Hadi Tjahjanto yang seorang jenderal bintang empat dan juga mantan Panglima TNI juga menghapus stereotype yang selama ini membayangi AHY sebagai pensiunan Mayor TNI," kata Umam.

"Jadi, pelantikan AHY sebagai menteri adalah akselarasi pasca keputusannya masuk ke dunia politik," tandas Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (INDOSTRATEGIC) ini. (wan)