Fehby Alting: Maluku Utara Hadapi Cuaca Ekstrem, Masyarakat Harus Siaga

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 23 Juli 2024 00:56 WIB
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara, Fehby Alting (Foto: Istimewa)
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara, Fehby Alting (Foto: Istimewa)

Sofifi, MI – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku Utara, Fehby Alting, mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang diperkirakan akan melanda wilayah Maluku Utara dari 22 hingga 28 Juli 2024. 

Peringatan ini didasarkan pada informasi terkini dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang mengungkapkan adanya pola siklonik di Perairan Timur Laut Papua yang menyebabkan terjadinya Daerah Pertemuan Udara (Konvergensi) dan belokan angin di sejumlah daerah di provinsi tersebut.

Dalam rilis pers yang diterima, Senin (23/7/2024), Fehby Alting menjelaskan bahwa saat ini, Maluku Utara berada di bawah pengaruh pola siklonik yang signifikan. 

"Hal ini menyebabkan kondisi cuaca yang berawan dengan hujan ringan hingga lebat secara fluktuatif pada berbagai waktu. Kami mengimbau semua pihak untuk tetap waspada," katanya.

Potensi cuaca ekstrem dan dampaknya

BMKG mengidentifikasi beberapa potensi dampak dari fenomena hidrometeorologi ini yang meliputi banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, serta angin kencang. 

“Berdasarkan data kami, potensi hujan lebat yang disertai angin kencang dapat menimbulkan berbagai bencana yang mempengaruhi masyarakat secara langsung. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi secara menyeluruh,” ujar Fehby.

Rincian perkiraan cuaca

Tanggal 22-23 Juli 2024, Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan akan terjadi di sebagian besar wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Halmahera Barat, Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, serta sebagian kecil wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, Pulau Taliabu, dan sekitarnya. 

“Ini adalah periode yang harus diwaspadai karena intensitas hujan yang tinggi bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor,” jelas Fehby.

Tanggal 24-25 Juli 2024, Potensi hujan intensitas ringan hingga sedang, disertai petir dan angin kencang, diperkirakan akan melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Tengah, serta sebagian kecil wilayah Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Utara, Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Timur, Pulau Taliabu, dan sekitarnya. 

“Hujan yang disertai petir dan angin kencang dapat meningkatkan risiko bencana, termasuk pohon tumbang dan penurunan jarak pandang,” ungkapnya.

Tanggal 26-28 Juli 2024, Hujan dengan intensitas ringan dan angin kencang diperkirakan akan melanda sebagian kecil wilayah Kabupaten Pulau Morotai, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Halmahera Barat, dan Halmahera Selatan.

Himbauan dari BPBD Maluku Utara

Menanggapi kondisi ini, BPBD Provinsi Maluku Utara mengeluarkan himbauan strategis kepada BPBD Kabupaten/Kota dan masyarakat untuk melakukan beberapa langkah.

"Untuk BPBD Kabupaten/Kota, kami meminta BPBD Kabupaten/Kota untuk meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait guna mengantisipasi potensi ancaman bencana hidrometeorologi,” kata Fehby Alting.

 Mempersiapkan sumber daya dan terus memperbarui informasi cuaca melalui BMKG.

Melakukan sosialisasi yang intensif kepada masyarakat mengenai potensi risiko dan langkah-langkah mitigasi.

Menyampaikan informasi yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat untuk mencegah kepanikan dan kesalahan informasi.

“Masyarakat diharapkan mengenali potensi ancaman di lingkungan masing-masing dan meningkatkan pemahaman tentang pengurangan risiko bencana (PRB),” kata Fehby.

Menghindari informasi yang menyesatkan atau hoaks, serta terus mendapatkan informasi dari sumber terpercaya seperti BPBD dan BMKG.

"Kami berharap seluruh masyarakat dapat mematuhi himbauan ini dan tetap waspada untuk mengurangi dampak dari cuaca ekstrem yang diperkirakan. Kerja sama dan kewaspadaan adalah kunci untuk menghadapi tantangan ini,” pungkasnya. (RD)